GORONTALO – Aksi pengumpulan koin untuk pembelian genset semakin meluas. Setelah melakukan aksi di beberapa tempat, seperti depan kampus UNG, Jalan Agus Salim, Depan Gorontalo Mall, pada Rabu (14/10), kali ini, BEM UNG dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Gorontalo melanjutkan aksinya dengan menyisir area dalam kampus UNG dan Jalan Jendral Sudirman, Kota Gorontalo, Kamis (15/10).
Aksi BEM UNG di dalam kampus menarik perhatian civitas akademika UNG dengan memberikan uang koin kepada para pengurus BEM UNG. Bahkan ada yang memberikan dengan uang kertas. Dengan aksi ini pun BEM UNG berhasil mengumpulkan uang Rp 293 ribu, nantinya uang ini akan disetor langsung kepada Koalisi Rakyat Gorontalo Menggugat.
“Aksi ini akan kami terus laksanakan, karena pemadaman listrik seperti ini sangat merugikan masyarakat,” kata Presiden BEM UNG, Ahmad Hiola.
Di sisi lain, Ketua KNPI Kota Gorontalo, Nurhadi Taha juga melakukan aksi serupa yakni mengumpul koin untuk genset di Jalan Jenderal Sudirman Kota Gorontalo. “Sebagai pemuda di Kota Gorontalo kami tidak akan diam. Kami akan terus berjuang bersama koalisi rakyat Gorontalo Menggugat,” ungkapnya.
Dengan adanya aksi kumpul koin lanjutan itu, total koin yang telah berhasil dikumpulkan mencapai Rp 2 juta 293 ribu.
Di sisi lain, Ketua KNPI Kota Gorontalo, Nurhadi Taha juga melakukan aksi serupa yakni mengumpul koin untuk genset di Jalan Jenderal Sudirman Kota Gorontalo. “Sebagai pemuda di Kota Gorontalo kami tidak akan diam. Kami akan terus berjuang bersama koalisi rakyat Gorontalo Menggugat,” ungkapnya.
Dengan adanya aksi kumpul koin lanjutan itu, total koin yang telah berhasil dikumpulkan mencapai Rp 2 juta 293 ribu.
Koordinator Koalisi Rakyat Gorontalo Menggugat, Funco Tanipu mengatakan, untuk pengumpulan koin dan pendataan barang yang rusak akibat pemadaman listrik masih saja terus dilakukan. “Ini terbuka untuk siapa saja yang akan menyumbang dan melaporkan barangnya yang rusak,” katanya.
Di sisi lain, Tokoh Pendidikan di Provinsi Gorontalo, Prof. Dr. Sarson Pomalato, mengatakan, bukan hanya dari segi material saja yang dirugikan oleh pemadaman listrik, tetapi inmaterial juga ikut dirugikan. Salah satunya adalah dunia pendidikan.
Di sisi lain, Tokoh Pendidikan di Provinsi Gorontalo, Prof. Dr. Sarson Pomalato, mengatakan, bukan hanya dari segi material saja yang dirugikan oleh pemadaman listrik, tetapi inmaterial juga ikut dirugikan. Salah satunya adalah dunia pendidikan.
Di tengah pemerintah sedang giatnya meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi seakan PLN tidak mendukung hal tersebut, karena listrik padam di saat siswa dan mahasiswa belajar pada malam hari.
“Begitu juga, ketika mereka sedang mendownload materi pelajaran, tiba-tiba listrik padam dan hasil dowload tersebut terhenti, maka ini kerugian yang sangat besar juga. Ditambah lagi dengan dosen di kampus yang semantara mengajar menggunakan LCD dan listrik tiba-tiba padam ini juga merugikan mahasiswa itu sendiri. Dan yang paling parah adalah ketika mahasiswa dan siswa sedang melakukan praktikum di lab yang semuanya membutuhkan listrik, tapi kenyataanya listrik tiba-tiba dipadamkan,” jelasnya.
“Begitu juga, ketika mereka sedang mendownload materi pelajaran, tiba-tiba listrik padam dan hasil dowload tersebut terhenti, maka ini kerugian yang sangat besar juga. Ditambah lagi dengan dosen di kampus yang semantara mengajar menggunakan LCD dan listrik tiba-tiba padam ini juga merugikan mahasiswa itu sendiri. Dan yang paling parah adalah ketika mahasiswa dan siswa sedang melakukan praktikum di lab yang semuanya membutuhkan listrik, tapi kenyataanya listrik tiba-tiba dipadamkan,” jelasnya.
Menurutnya, kerugian seperti ini juga perlu digugat. “Bagaimana masa depan anak bangsa jika mereka tidak ditunjang dengan pembelajaran yang baik. Inilah yang perlu kita carikan solusi bersama,” pungkasnya.
Sementara itu, Manager PLN Area Gorontalo Putu Eka Astawa mengaku, mendukung gugatan mahasiswa ataupunpun kelompok warga Gorontalo, selama itu bertujuan untuk hal-hal positif. “Selama aksi ataupun gugatan yang dilakukan terhadap kami masih berdampak positif, maka kami mendukung penuh aksi itu,” ujarnya.
Sementara itu, Manager PLN Area Gorontalo Putu Eka Astawa mengaku, mendukung gugatan mahasiswa ataupunpun kelompok warga Gorontalo, selama itu bertujuan untuk hal-hal positif. “Selama aksi ataupun gugatan yang dilakukan terhadap kami masih berdampak positif, maka kami mendukung penuh aksi itu,” ujarnya.
Putu menambahkan, solusi untuk melakukan penyewaan atau pengadaan genset baru untuk mengantisipasi krisis listrik tidak akan serta merta langsung memulihkan defisit listrik di Gorontalo, karena waktu untuk mendatangkan satu unit genset dengan kapasitas listrik besar akan memakan waktu sekitar 2 bulan.
Belum lagi ditambah dengan lama waktu yang akan digunakan untuk membangun pondasi untuk genset tersebut serta lama waktu untuk menyiapkan instalasi listrik untuk genset. “Mendatangkan genset baru entah itu dengan cara meminjam atau membeli mesin baru itu tidak langsung bisa dilakukan dengan waktu yang singkat, karena kita masih harus menyiapkan tempat, instalasi serta waktu pengiriman alat yang cukup lama, sehingganya kami juga mempertimbangkan persoalan beban biaya serta waktu pekerjaan,” ujarnya.
Belum lagi ditambah dengan lama waktu yang akan digunakan untuk membangun pondasi untuk genset tersebut serta lama waktu untuk menyiapkan instalasi listrik untuk genset. “Mendatangkan genset baru entah itu dengan cara meminjam atau membeli mesin baru itu tidak langsung bisa dilakukan dengan waktu yang singkat, karena kita masih harus menyiapkan tempat, instalasi serta waktu pengiriman alat yang cukup lama, sehingganya kami juga mempertimbangkan persoalan beban biaya serta waktu pekerjaan,” ujarnya.
Menurut Putu Eka Astawa, saat ini, solusi yang bisa dilakukan hanya dua, yakni mempercepat pembangunan PLTG Paguat dan berdo’a agar hujan segera turun.
Sementara itu, terkait kebakaran yang terjadi di PLTD Telaga, Rabu (15/10, dirinya mengatakan, hal ini terjadi akibat korsleting listrik di salah satu mesin di unit 10 di PLTD Telaga. Namun, peristiwa ini tidak mengurangi pasokan listrik dari PLTD Telaga, karena mesin yang terbakar telah berhasil diperbaiki kembali.(wan/tr-45) http://gorontalopost.com/
Sementara itu, terkait kebakaran yang terjadi di PLTD Telaga, Rabu (15/10, dirinya mengatakan, hal ini terjadi akibat korsleting listrik di salah satu mesin di unit 10 di PLTD Telaga. Namun, peristiwa ini tidak mengurangi pasokan listrik dari PLTD Telaga, karena mesin yang terbakar telah berhasil diperbaiki kembali.(wan/tr-45) http://gorontalopost.com/
No comments:
Post a Comment